sama-sama memberi dalam mencari sebuah kebenaran

Saturday, November 15, 2014

Bagaimana sih perhitungan bisnis


“Bagaimana sih perhitungan bisnis (baca: uang) yang menjadi hak pengarang dalam penerbitan sebuah buku?” Demikian mungkin pertanyaan besar yang ada di benak pengarang yang belum pernah mengalami proses penerbitan buku di sebuah penerbit.

Pada umumnya, ada dua cara penghitungan apresiasi bagi pengarang atas diterbitkannya buku karyanya. Pertama, sistem royalti. Kedua, sistem flat fee (beli putus, dibayarkan sekali di muka). Untuk memperjelasnya, mari kita baca rincian berikut.

1. Sistem Royalti

Secara sederhana sistem ini menganut prinsip “buku terjual dahulu, barulah kita diberi uang”. Pada umumnya dengan sistem ini pengarang berhak atas nilai royalti sebesar 10%. Agar mempermudah pemahaman kita, mari kita simulasikan.

Asumsikan saja jumlah cetak buku (oplag terbit) yang paling lazim di Indonesia adalah 3.000 eksemplar. Apabila buku kita dibanderol dengan harga jual sebesar Rp30.000,00 maka kita berhak mendapatkan royalti atas penjualan buku tersebut sebesar Rp3.000,00 per eksemplar. Andaikan keseluruhan buku kita ludes terjual tuntas-tas, maka kita berhak mendapatkan total royalti sebesar:

Rp30.000,00 x 10% x 3.000 eks = Rp9.000.000,00
Catatan penting yang buru-buru perlu kita ketahui adalah nilai Rp9.000.000,00 tersebut di atas barulah merupakan potensi penerimaan.

Bagaimana sistem pembayarannya? Pada saat buku dicetak/terbit, pengarang berhak atas Uang Muka senilai tertentu. Pembayaran selanjutnya mengacu pada oplag terjual yang dibayarkan per semester (6 bulan) berdasarkan kalender atau bulan terbit. Tentu saja Uang Muka yang sudah kita terima akan diperhitungkan di dalamnya.

Untuk memperjelas hal di atas, mari kita simulasikan lagi. Misalnya pada semester pertama buku tersebut terjual sebanyak 1.800 eks, maka perhitungannya akan menjadi begini:

Rp30.000,00 x 10% x 1.800 eks = Rp5.400.000,00
Dipotong Uang Muka (misal) Rp2.000.000,00
Royalti Semester I = Rp3.400.000,00

Demikian seterusnya per semester hingga “nyala” buku tersebut redup.

2. Sistem Flat Fee
 Sistem ini jauh lebih sederhana secara administratif dan pengarang akan mendapat uang “besar” di muka.

Berapa nilai flat fee sebuah buku? Jawabannya sangat tergantung pada, antara lain, kategori tema, aktualitas isi, ketebalan (terkait harga jual), dan potensi/prospek penjualan. Kisaran angkanya pada umumnya Rp2.000.000,00 hingga Rp8.000.000,00 (bisa kurang ataupun lebih).

Bagaimana prosesnya? Pengarang dan penerbit melakukan transaksi bisnis membicara nilai naskah. Apabila tercapai kesepakatan, maka nilai tersebut ditransaksikan di awal. Selesai. Selanjutnya pengarang mengucapkan selamat berpisah pada naskahnya.

Untung Rugi Sistem Royalti dan Sistem Flat Fee
 Dari sisi pengarang, secara sederhana dapat diformulasikan demikian:

Apabila Anda ingin mendapatkan uang “besar” secara cepat, gunakanlah sistem flat fee.
Apabila naskah Anda bernilai jual tinggi dan diduga akan sering cetak ulang, gunakanlah sistem royalti
Bagaimana dari sisi penerbit? Pada umumnya penerbit menginginkan sistem royalti karena selain lebih fair, penerbit tidak perlu mengeluarkan uang “besar” di muka. Apabila buku tersebut tidak laku, penerbit tidak perlu mengeluarkan uang tambahan lagi. Penerbit “cukup” menanggung risiko kehilangan uang dari modal cetak yang puluhan atau belasan juta.

Yang patut dipahami pengarang, penerbit sesungguhnya enggan menggunakan sistem flat fee, karena dengan sistem ini penerbit diharuskan membeli “masa depan” penuh risiko atas sebuah buku. Namun, apabila pilihan ini diambil, biasanya dengan kesengajaan agar dapat menjual buku ini dengan harga lebih murah dalam rangka menaikkan nilai saing atas buku sejenis (buku saingan).

Perhitungan Nilai Flat Fee untuk Buku Bunga Rampai
Di atas telah disinggung bahwa kisaran nilai naskah flat fee adalah antara Rp2.000.000,00 hingga Rp8.000.000,00. Nilai ini adalah nilai satu naskah tanpa memperhitungkan berapa orang penulisnya. Dengan kata lain, apabila naskah tersebut bernilai Rp5.000.000,00 dan ditulis oleh Anda sendiri, maka Anda berhak atas nilai tersebut seorang diri.

Nah, bagaimana bila buku tersebut ditulis oleh 50 orang? Matematikanya sederhana saja, yaitu Rp5.000.000,00 : 50 orang = Rp100.000,00 per orang. Mau agak rumit? Jika untuk merangkum seluruh naskah tersebut menjadi sebuah buku yang utuh dan berkualitas layak terbit Anda harus membayar seorang editor sebesar Rp1.000.000,00 maka fee setiap pengarang akan semakin turun menjadi Rp80.000,00 per orang.

Cara Meraup Uang Besar
Dari uraian praktis sederhana di atas, dengan mudah kita dapat menarik kesimpulan krusial.

Untuk mendapatkan uang besar tapi Anda tidak terdesak untuk mendapatkan uang tersebut dalam waktu cepat, maka tulislah buku seorang diri dengan content (isi) yang prospek menjual (best seller) dan gunakan sistem royalti.
Untuk mendapatkan uang besar tapi Anda terdesak untuk mendapatkan uang tersebut dalam waktu cepat, maka tulislah buku seorang diri dengan content (isi) yang prospek menjual (best seller) dan gunakan sistem flat fee.
Sebagai catatan, perhatikan dua hal/elemen utama di atas:

Tulis seorang diri
Content (isi) berdaya jual tinggi

Demikian, Semoga artikel praktis dan sederhana ini menambah wawasan buat siapa pun yang membacanya.

1 comment:

Popular Posts

Hot Topics